DAMPAK NEGATIF POPULASI BENTOR
BAGI LINGKUNGAN
Author : Aank Pahrun
Bentor adalah salah satu alat transportasi di daerah Gorontalo. Alat transportasi ini memiliki design seperti becak, akan tetapi sebagai tenaga penggeraknya bukan lagi menggunakan tenaga manusia melainkan tenaga mesin sepeda motor.
Pada awalnya becak bermotor atau bentor merupakan alat transportasi yang membanggakan dari daerah Provinsi Gorontalo dikarenakan bentor di daerah ini memiliki design artistik dan hal ini membedakan dengan becak bermotor di daerah-daerah lain. Kebanyakan di daerah lain seperti Sumatera penumpang bentor berada di samping atau di belakang pengemudi bentor, sedangkan di daerah Gorontalo, penumpang berada di depan dari pengemudi bentor.
Ditilik dari segi ekonomi, becak bermotor atau bentor telah menjadi suatu alat pendongkrat ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Ini bisa dilihat dari menjamurnya dealer-dealer sepeda motor dimana sering kita lihat dealer tersebut tidak terdapat stock sepeda motor karena telah habis terjual meskipun masih banyak pembeli yang antri untuk membelinya. Begitupula hampir disetiap rumah di Gorontalo ini memiliki alat transportasi bentor tersebut.
Seiring bertambahnya populasi kenderaan bermotor pada umumnya, khususnya bentor telah menjadi bumerang bagi faktor lingkungan di Gorontalo saat ini. Bagaimana tidak, polusi yang disebabkan kenderaan bermotor akibat emisi gas buang dari kenderaan tersebut mulai merusak atau mempengaruhi ekosistem kehidupan manusia maupun makhluk hidup lainnya walaupun kita belum sempat menyadarinya.
Faktor pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh kenderaan bentor, bisa kita kaji melalui 3 komponen lingkungan berikut ini :
A. Komponen Lingkungan Abiotik
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Polusi yang disebabkan oleh bentor dalam persepsi abiotik antara lain polusi kebisingan. Kebisingan didefinisikan sebagai "suara yang tak dikehendaki, misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya, atau penyebab rasa sakit atau penghalang gaya hidup. Suara bising yang terus-menerus dengan tingkat kebisingan relatif tinggi dapat mengakibatkan dampak yang merugikan kesehatan manusia. Ini dapat berarti gangguan secara fisik maupun psikologis.
Secara langsung, polusi suara seperti ini dapat menyebabkan ketulian secara fisik dan tekanan psikologis. Lebih jauh, tekanan psikis akan menyebabkan penyakit-penyakit lainnya muncul pada manusia.
Akibat yang dihasilkan oleh kebisingan suara-suara dari kenderaan bentor baik bunyi knalpot maupun bunyi musik dapat kita klasifikasikan berdasarkan atas 2 tipe akibat.
1. Akibat-akibat badaniah
Kehilangan pendengaran yang diasumsikan atas perubahan ambang batas sementara akibat kebisingan dan perubahan ambang batas permanen akibat kebisingan tersebut. Disisi lain kebisingan juga dapat mempengaruhi fisiologis seseorang dimana rasa tidak nyaman atau stress meningkat, tekanan darah tinggi, sakit kepala.
2. Akibat-akibat psikologis
Gangguan emosional berupa kejengkelan, kebingungan maupun gangguan gaya hidup berupa gangguan tidur atau istirahat, gangguan diwaktu bekerja, membaca dan sebagainya. Terdapat pula gangguan pendengaran berupa merintangi pendengaran kita disaat mendengarkan TV, radio atau berbicara di telepon dan lain-lain.
B. Komponen Lingkungan Biotik
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam dalam hal ini emisi gas buang dari kenderaan bermotor yang tergolong beracun. Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan efek merusak.
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbon dioksida itu berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, maupun bentor. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di seluruh dunia yang ditebang.
C. Komponen Lingkungan Culture
Makin banyaknya kaum urban mencoba mengais rezeki sebagai pengemudi bentor di kota Gorontalo sehingga kota yang tidak seberapa luas ini sudah mulai terlihat padat dan macet, serta tingkat populasi bentor berdampak pada space tersedia di kota makin mengecil bagi pengemudi kenderaan lain.
Pengemudi bentor juga sering ugal-ugalan di jalan merasa banyaknya komunitas para pengemudi bentor sehingga mereka menjadi penguasa jalan raya. Ini bisa dilihat dari beberapa tempat atau pusat perbelanjaan yang sudah susah dilalui karena telah dijejali oleh para awak bentor. Banyaknya pencurian terhadap kenderaan lain seperti lampu sorot di kenderaan pribadi sering digondol maling kemudian dijual kepada pemilik bentor untuk menambah asesoris bentor.
Berbagai dampak negatif dari kenderaan bentor ini, sekarang telah menjadi buah bibir masyarakat dan sedang menjadi wacana pusat pemikiran para elit-elit politik maupun pemerintah di daerah Gorontalo ini.
Sejumlah jenis penanganan yang diterapkan pemerintah sekarang ini dianggap menjadi penghalang para bentorer untuk mencari rejeki bagi penghidupannya. Ini merupakan efek simalakama yang sedang bergejolak di Provinsi Gorontalo sekarang ini.
Menurut hemat penulis ada beberapa penanganan yang bisa dibuat antara lain :
1. Memasukkan jenis kenderaan bermotor yang ramah lingkungan dengan asumsi pemerintah mau dan rela memberikan subsidi terhadap kenderaan tersebut karena kenderaan itu masih relatif mahal dan mungkin tidak dijangkau oleh kocek pemilik bentor.
2. Membiarkan populasi bentor menjamur dan pasti akan menjadi bom waktu bagi pemilik bentor sebab bentor makin banyak, penumpang makin sedikit, akibatnya dengan sendirinya para pemilik bentor akan gulung tikar.
3. Menyediakan jalur bentor sendiri atau bisa dikatakan dengan Bentor Way seperti Bus Way yang di jakarta. Tetapi hal ini berdampak pada alokasi anggaran membludak sebab akan ada pembuatan jalur / jalan khusus untuk bentor.
4. Memikirkan kenderaan penumpang umum alternatif semurah bentor dan mementingkan keselamatan penumpang.
5. Memberhentikan produksi bentor kecuali sepeda motor yang dipakai telah mempergunakan sepeda motor yang ramah lingkungan.
Berbagai dampak yang berkonotasi negatif ditimbulkan oleh kenderaan bermotor khususnya bentor pada dewasa ini membuat sekalangan orang mulai memikirkan solusi yang tepat buat kenderaan tersebut.
Sejumlah penanganan yang coba penulis uraikan di atas memerlukan dana dan waktu yang tidak sedikit, kesabaran dan perhatian dari pihak pemerintah dan pengorbanan dan doa dari segenap masyarakat demi tercapainya lingkungan Gorontalo yang ramah terhadap isinya.